Gang Buntu Indonesia
Foto : Istimewa |
Geliat
perkembangan globalisasi yang mampu merubah segala bentuk cara berifikir
manusia hingga sikap kepribadiannya. Setiap orang terpaksa harus mau menerima
proses perubahan dunia yang terjadi setiap detik, perubahan siklus mata uang
rupiah dengan dollar Amerika bisa dipantau melalui Index Saham Gabungan (IHSG).
Betapa dahsayatnya dunia global ini, masayarakat yang sudah kenyang dengan
faham dan adat istiadat lokal digerojok terus-menerus dengan istilah yang
sesungguhnya mereka tidak begitu faham. Butuh waktu lama untuk menghitung
secara detail ragam bahasa, budaya, suku, senjata, rumah adat, hingga upacara
kebudayaan di seluruh belahan Nusantara ini. Kita hanya tahu dari informasi
pemerintah yang bersifat hipotesa semata, artinya semua identitas kekayaan yang
dimiliki Indonesia masih benyak yang belum diketahui, untuk itu dunia global
berupaya terus menurus masuh ke jalan-jalan protokol, jalan daerah, hingga gang
buntu Indonesia.
Sasaranya
Indonesia, ya, sejak zaman Kertanegara memimpin Singosari ingin mempersatukan
seluruh wilayah Nusantara, kerajaan besar Mongolia pimpinan Kubilai Khan datang
ingin meminta Kertanegra tunduk kepadanya. Seketika Kertanegara tidak
memperhitungkan tawanan itu, beliau langsung bersikap tegas dengan memotong
telingan salah seorang utusan karena merasa martabat seorang raja dan kerajaan
Songosari dilecehkan. Saat Indonesia
merdeka menjadi negara Republik, globalisasi melalui pimpinan negara-negara
barat ingin meminta Indonesia tuntuk kepada kerajaan Globa tersebut. Mereka
mengincar kekayaan alam Indonesia yang mempunyai nilai jual tinggi dalam jangka
waktu yang sangat lama, atau bahkan hingga kiamat. Sudah ratusan negara masuk
ke rumah NKRI, bahkan masih ada yang mengantri di wilayah perbatasan. Jendral
Gatot Nurmantyo telah memberikan kabar Marinir Amerika kerap kali berpatroli di
perairan seatan Indonesia menggunakan kapal perang berkala besar. Alasan
latihan perang sudah menjadi kedok Amerika, sesungguhnya kekhawatiran Panglima
TNI ini sebagai peringatan besar kemungkinan mereka yang melakukan latihan
perang diam-diam mengintai kita untuk mencuri kesempatan supaya bisa menguasai
negri zamrut katulistiwa.
Konspirasi
negara-negara secara pelan-pelan tengah menunjukan kekuatannya untuk mengambil
alih dunia. Timbul pertanyaan apakah yang sebenarnya mereka incar sehingga
menaklukkan begara-negara kecil di kawasan timur tengah dan beberapa negara
sekitar di bagian Afrika?. Budaya, pengakuan sejarah, atau sumber daya alam,
semua ingin mereka kuasai sekalipun Indonesia yang memilki semua dengan
komplit. Ibarat ramuan jamu, Indinesia sebagai pusat sumber obat bagi segala
penyakit. Turis datang hanya ingin melihat keindahan alam hingga budaya dan
kekayaan sejarah yang dimiliknya. Tidak semua tahu Indonesia, tapi mereka sangat
mengenal Bali sebagai bagaian syurga yang diturunkan Tuhan di dunia. Informasi
yang saat ini sangat mudah didapatkan juga membantu keidupan manusia untuk
mengetahui perkembangan dunia. Perebutan sumber daya alam di beberapa titik
yang terjadi menjadi masalah inti dari konflik dunia hingga menimbulkan
konflik-konflik kecil melibatkan berbagi elemen masyarakat.
Tuhan
memeberikan kekayaan lebih kepada kita (Indonesia) sebagai “Rahmata Lil Alamin” seluruh dunia, tidak hanya untuk rakyatnya
saja, juga makhluk ciptaan Tuhan yang tampak atau pun tidak. Saat Bung Karno
memberikan rambu-rambu Indonesia akan menjadi kecemburuan dunia karena sumber
daya alamnya melebihi dari yang dunia miliki merupakan sebuah ancang-ancang
untuk siapapun penghuni 17.000 pulau ini bisa berfikir dewasa layaknya kita in
orang tua memiliki anak banyak sekali. Tida ada perbedaan antara dunia dan
Indonesia, bisa saya katakan bahwa dunia bagian dari Indonesia. Kalau ada
federasi bernama PBB merupakan lembaga seperti LSM yang menghimpun segala
bentuk dinamika antar negara saja, benang merahnya adalah sebagai bangsa yang
besar Indonsia harus mamapu mempertaankan watak orang tua yang sudah diwariskan
oleh para leluurnya terdahulu. Tidak usah jauh-jauh dalam mengambil contoh,
bagaimana Bung Karno saat kehilangan Jhon F Kennedy belia sangat terpukul. Hal
semacam ini tidak membuat Bung Karno kehabisan akalnya untuk membuat Indonesia
sebagai orang tua, sehingga muncullah Konferensi Asia Afrika (KAA).
Bersikap
dewasa kian luntur dari watak bangsa Indonesia, seharunya menjadi kepala, ia
lebih nyaman menjadi ekor. Bukan soal ada yang lebih besar, melainkan bagaimana
kita memposisikan martabat dihadapan dunia. Kalau saja sebagai negara yang
selalu diributkan masalah dengan rakyatnya sendiri sulit rasanya untuk mencapai
cita-cita kemerdekaan, atau bahkan jauh dari kemerdekaan yaitu menghapus
penjajahan diatas dunia. Menanggapi hal-hal di Indonesia tidak semudah saat
merancang road map di awa, harus ada perhitungan yang mendasar, poin utama
bagiamna bisa menyentuh hati seorang hingga sampai orang tersebut terbawa
suasana yang kita bikin, dan yang paling utama adalah orang tersebut tidak tahu
kalau hatinya kita masuki.
Masih
ingatkah kita tentang slogan Presiden Jokowi setiap sektor pembangunan, pangan,
ekonomi, infrastruktur dan sejenisnya pakan “Meroket”. Entah apa maksutnya
meroket, yang jelas pencapaian pemerintah akan kesejahteraan rakyatnya tidak
akan di sia-siakan. Dengan mudah Presiden kita selalu mendengungkan disaat
dollar kian menguat, rupiah melemah, sehingga muncul beberapa gambar-gambar
sebagai pelampiasan atas kekecewaannya yang tidak sesuai dengan harapan
pemerintah, lebih-lebih bertolak belakang dengan pencapain rakyat Indonesia. Indonesia
tidak hanya diisi dengan kebinekhaan saja, ada juga strukutr yang tidak pernah
tampak, perannya sangat intensif seiring perkembangan globalisasi. Mereka berada
pada bagian Indonesia yang sering tidak disadari oleh manusia, gerakan yang
meraka lakukan juga tidak diketahui oleh siapapun, bahkan badan intelegen
negara tidak sampai berfikiran keberadaan unsur Indonesia yang tak pernah
tampak. Keidakmauan mereka menampakkan diri justru menjadi pion tersendiri
bahwa setiap unsur yang tidak pernah tampak merupakan hal yang paling penting
dalam sebuah organisme
Dalam
segmen tubuh manusia kulit merupakan hal paling penting bagi mereka, apapun dan
bagaimanapun mereka akan terus berupaya untuk memperindah dan mempercantik
kulit. Jika manusia tanpa kulit mungkin masih bisa hidup, teman saya pernah
melakukan hal konyol dengan membakar tubuhnya karena adanya masalah berat bagi
dirinya. Hampir seluruh tubuhnya terbakar, beruntung ia berhasil terselamtkan
oleh berbagia upaya yang dilakukan. Disaat gagah-gagahnya, hampir sempurna
tubuh dan wajah indahnya, sangat disayangkan pasca insiden yang ia lakukan
tersebut membuat tubuhnya hancur. Alhamdulialh masih hidup dan bisa
berativitas, namun tidak selayaknya orang ada umumnya. Kejadian tersebut memberikan
pesan bagi kita seyogyanya manusia alangkah indahnya berbiasa-biasa saja dalam
berlomba-lombanya orang menomorsatukan matrealisme. Kebanyakan manusai tidak
sadar ada sesuatu yang tidak tampak dalam tubuhnya merupakan hal terpenting dan
sangat vital dalam berjalannya sistem organisme tubuh. Seperti darah, tulang,
jantung, hati, paru-paru, tenapa mereka semua mungkin kita tak pernah da
setelah kehendak Tuhan.
Jalan
yang telah diberitakan Allah dalam Al-Qur’an untuk menemukanNya amat sangat
luat dan berkelok-kelok, manusia dituntut untuk selalu memohon petunjuk
kepadaNya selaku pemilik peta. Jika jalan-jalan di Indonesia amat sangat begitu
banyaknya selayaknya kita juga memohon petunjuk, petunjuk sangat beraneka
ragam, bisa melalui alam, angin, air, atau sektor makhluk Tuhan yang lainnya. Jangan
kita kepedean ingin membuat jalan sendiri tanpa bisa menyelesaikannya sampai
tuntas, sekte maupun faham yang beraneka ragamnya sudah masuk pada bagian
sektor pelosok Indonesia, jangan sama faham-faham yang berada ini menjadi suatu
kebuntuan jalan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penulis,
Ahmad
Ali Zainul Sofan
(Penulis)
Komentar
Posting Komentar