Negara Kuliner Republik Indonesia
Foto: Istimewa |
Sepanjang jarak mata melihat Indonesia, negri
katulistiwa yang sangat kaya raya ini tidak perlu diragukan lagi. Baik dalam
sisi kebudayaan, adat, bahasa, agama, semua campur aduk bak hidangan yang siap
santap. NKRI kepanjangan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia digenggam setiap
rakyatnya mempunyai nilai harga mati. Harga yang tak bias ditawar-tawar, karena
siapapun saja yang hendak menjajaki kemampuan Indonesia, maka ia harus siap
menghadapi kekuatan rakyatnya yang amat besar. Binekha Tunggal Ika juga ikut
serta sebagai bentuk keragaman yang ada, terbukti dalam keberagamaan saja
Indonesia mengasuh sekaligus merasakan keindahan perbedaan kepercayaan dan
penganut yang berbeda. Belum lagi soal aliran, memang jika membicarakan
Indonesia tidak ada habisnya. Mungkin jikalau ada orang bercerita asal muasal
leluhur mulai dari Nabi Adam hingga 72 tahun kemerdekaan Indonesia, negeri
katulistiwa inilah yang akan sering mereka singgung.
Pancasila sebagai idiologi dasar bernegara,
kekuatannya menjadi benteng kokoh tegaknya kedaulatan Indonesia di kancah
dunia. Strategi Bung Karno saat pertemuan dengan negara-negara di dunia
memperkenalkan Pancasila kepada semua elemen bangsa, sebelum viral menjadi
pembahasan serius di dalam diri Indonesia. UUD 1945 bersama ketiga unsur tadi
kini menjadi peluru empat pilar kebangsaan. Entah mengapa hanya empat saja
pilar bangsa ini?, jika rakyat ditanya, apakah cinta Indonesia? Serentak mereka
akan menjawab Cinta… ditanya lagi, apa pilar negera kita? Hanya satu dua orang
yang mengetahui saja. Yang terpenting bagi rakyat adalah persatuan dan kesatuan
mereka dalam hidup dan mengasuh keluarga, lebih-lebih memberikan perhatian
khusus kepada Indonesia
Dikancah dunia memang bangsa kita dianggap sebagai
bangsa besar, luas wilayah hampir menenggelamkan benua eropa. Dari sabang
sampai merauke puluhan ribu pulau hidup berdampingan dan bersahabat degan
manusianya. Sejarah panjangnya menceritakan kisah di masing-masing daerah. Beberapa
literature dan kekayaan cagar budaya dikagumi makhluk dipelosok penjuru bumi. Ketika
Cheng Ho datang pertama ia berniat berdagang, dalam beberapa perjalanannya ia
membawa juru tulis bernama Ma Huan untuk mencatat apa-apa yang menarik dari
Indonesia. Tomy Pires pun demikian, ia mengakui jika sebuah negeri disebrang
kawasan timur bukanlah daerah sembarangan, ada hal-hal yang menarik dan baru
dalam peradaban dunia.
Kekayaan laut Indonesia selalu menjadi rebutan negara
tetangga, pagar hingga batas keamanan negara mulai diperketat sebab ada suatu
masalah yang memaksa untuk mencuri-curi sesuatu di Indonesia. Tidak heran jika
suatu saat nanti Indonesia akan menjadi tumpuan utama dunia dikala dunia sudah
melai merasakan krisis besar-besaran. Saat Presiden Soeharto turun dari
kursinya, bersamaan dengan itu juga krisis moneter terjadi, rupiah anjlok atas
dollar Amerika, logikanya sebagai system kenegaraan hancurlah Indonesia. Fakta yang
terjadi sampai saat ini sang saka merah putih masih tegak berdiri dan berkibar
bersama tiupan angin surga. Sampai pemerintah selalu dipusingkan dengan keadaan
kemiskinan yang selalu meningkat, tapi tidak membuat Indonesia menjadu negara
miskin. Arus teknologi global selalu direspon oleh rakyat Indonesia, produk
pasar dunia masuk dengan lancar sampai ke plosok desa, sampai mereka kuwalahan
menuruti tingkat konsumsi bangsa Indonesia. Apakah ini dikatakan negara miskin?
Jika memang pemerintahannya yang miskin memang ia,
praktek korupsi dari tahun ke tahun selalu tak pernah luput dari pemberitaan,
hutang negara setiap tahunnya selalu meningkat, tapi toh nyatanya Indonesia
tetap berjaya, tampak seperti tidak ada masalah, sebab masalah secara terus menurus
yang berdatangan menjadikan suatu hal tidak menjadi masalah. Uang negara
dikorupsi setiap tahunya, hutang menumpuk, belum lagi informasi dari para ahli
setiap kepala di Indonesia dibebani hutang negara sejumlah 10 juta rupiah. Ah rasanya
kok ada yang aneh, anehnya kok ya tidak ada gerakan terlantar secara nasional,
atau kelaparan serentak seluruh Indonesia sebab negara tak punya uang. Yang lebih
heran lagi mereka selalu tertib pajak kok, padahal kerjaaanya juga belum jelas,
setelah di cek istrinya mau lahiran.
Sangat tidak setuju jika Indonesia dikatakan masuk
kategori negara termiskin. Suplai kendaraan bermotor setiap tahunnya saja sudah
mencapai angka puluhan juta unit kok negara dengan tinggkat kemiskinan tinggi. Seharusnya
setiap orang yang berpendapat demikian atas dasar penelitian dan pengamatannya
juga harus didasari dengan variable yang lain, yaitu keberanian dan kekuatan
mental spiritual bangsa Indonesia yang sudah ditanamkan dalam lagu nasionalnya “bangunlah
jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia raya”. Para leluhur sudah
mewariskan sejak awal bahwa bangsa Indonesia harus terbangun jiwa dan badannya
secara terus–menerus dan turun-temurun.
Secara persaingan global Jepang sangat mengandalkan produk
otomotifnya, China bangga dengan produk tiruannya, Korea dengan elektroniknya,
Eropa juga tak mau ketnggalan dalam kontestasi persaingan pasar dunia. Mereka rata-rata
menjadikan Indoensia sebagai sasaran konsumen dari produk mereka. Belum lagi
Amerika yang mengandalkan kekuatan militer dan bilateralnya juga menjadikan
Indoensia sebagai penanaman saham dari perusahaan mereka. Jamaah haji terbesar
sekaligus suplai tenaga kerja di Arab Saudi juga dipenuhi oleh rakyat
Indonesia. Artinya Indonesia sendiri memperhatikan dunia, jikalau tanpa adanya
perhatian dari Indonesia, produk andalan mereka tidak akan sampai keluar hingga
kancah inter nasional, belum lagi adanya persaingan antar negara.
Dalam hal olah raga, Indonesia juga selalu hadir baik
itu kejuaraan Sea Gemes, Asian Gemes, hingga Olympiade. Prestasinya tidak
seperti negara-negara Eropa sebagai macan dunia, hanya saja urusan sportifitas
oleh pemerintah atau orang yang berkepentingan dijadikan sebagai ajang
berbisnis untuk dia dan kelompoknya. Membicarakan mengenai Indonesia dalam
dunia olehraga memang campur aduk asa kekecewaan dan kegembiraan. Indonesia
selalu menjadikan dirinya sebagai pengekor, bukan pelopor, bangga dengan jiwa
ambisius, sehingga lupa watak kesatria mereka.
Sungguh asik memang bercerita dengan sahabat atau
saudara tentang Indonesia. Keanegaragaman bentuk dan fakta yang terbalik dari
teori yang ada menjadi unsur yang paling unik. Jika seluruh dunia bangga dan mengunggulkan
produk dan kecanggihan teknoligi mereka, bangsa Indonesia juga unggul dalam hal
perstuan dan kesatuan berbangsa. Permasalah yang selalu dimunculkan ktak
menggoyahkan tugu monas dan merobohkan tiang bendera Istana negara. NKRI
sebagai kesatuan mereka juga sebagai satu-satunya negara yang masih menyimpan
kekayaan kuliner. Setiap daerah di Indonesia mempunyai produk unggulan layaknya
negara maju lainnya. Adanya Sate Madura, Soto Lamongan, Gudeg Jogja,
Empek-empek Palembang, Pecel Madiun,
Rawon Tuban, Nasi Gandul Pati, Tahu Gimbal Semarang menjadikan Indonesia
sebagai NKRI (Negara Kuliner Republik Indonesia).
Penulis,
Ahamd Ali Zainul Sofan
Komentar
Posting Komentar