Ya Sepak Bola, Ya Binekha Tunggal Ika
Foto: Istimewa |
Seluruh
penjuru plosok Indonesia bersiap-siap untuk menyaksikan laga bergengsi antara
Indonesia Vs Malaysia. Semua elemen ingin terlibat dalam euforia penuh gengsi
ini dan tidak ingin melewatkan seper sekon dari jalannya pertandingan ini. Di kampung-kampung,
di warung, hingga di pinggir-pinggri jalan sudah mulai siap dipasangi umbil-umbul
dan pernak-pernik Timnas Indonesia yang semakin hari semakin menujukkan
performa apiknya usai PSSI berurusan dengan FIFA. Rakyat hampir tidak tahu FIFA
itu makanan apa, yang jelas mereka saat menyaksikan pertandingan sepak bolah di
tv sering menjumpai tulisan itu di spanduk atau papan sponsor.
Bagi
rakyat dalam sepok bola adalah bisa meluapkan ekpresi dukungan terhadap salah
satu tim kebangganya. Sepak bola begitu mendarah mendaging sampai masuk ke
dalam hati setiap orang, laga-laga bergengsi di Indoensia mulai dari liga,
hingga kejuaraan antar negara, disitu Indonesia turut ikut serta, semua orang
yang tergabung dalam kelompok suporter atau bahkan tukang becak rela antri
berdesak-desakan. Apalah daya sebuah permainan tetapi semua orang begitu serius
terlibat dalam permainan itu. Tidak penting harga tiketnya mahal, asal masih
mempunyai keberanian untuk naik keatas pagar tidak ada masalah bagi rakyat
Indonesia.
Anak-anak
garuda (sebutan pemain timnas) dan para supoter fanatik bersatu dan kompak
selama 2 kali 45 menit. Peradaban yang kemajuannya sangat pesat higga semua
kalangan tak ingin mau ketinggalan, partai penting pada malam nanti merupakan
adu gengsi secara turun temurun. Setiap Indoensia menghadapi Malaysia selalu
saja tumbuh dalam diri kita ingin selalu mengganyang Malyasia. Apa ini bagian
dari perjungan Bung Krrno pada tahun 1965 mendengungkan Ganyak Malaysia. Entah lah, seorang kiai kampungku terkenal dengan
ahli kitab kuning pun setiap even kejuaraan piala dunia beliau meliburkan
aktifitas dakwahnya ke luar kota. Buku agenda kegiatan pun beliau simpan
rapat-rapat dalam lemari, agar tak mengganggu menonton pertandingan
berlangsung. Santrinya pun tak luput dari euforia kiainya. Setiap partai besar
(Big Match) para santri berjejer rapi di pimpin kiainya layaknya seorang solat.
Sepak
bola hadir bukan sebagai agama baru, melihat fenomena yang terjadi betapa
manusia terhadap sepak bola begitu antusias semata hanya ingin membentuk contoh
dari kebersamaan suapaya terus terbangun. Dalam permainan sepak bola sendiri
diajarakan bagaiaman bola satu dierebut 22 orang pamain, belum lagi ada pelatih
yang berteriak-teriak dan selalu panik pada menit-menit akhir, ditambah
official dan beberpa pemain pengganti yang selalu was-was melihat rekannya
bermain jika tidak bisa unggul skornya dari lawan. Aneh memang kalau mau
memperhatikan fonemona ini, tetapi kedahsyatan dalam sepak bola selain dari
para pemain adalah para suporter.
Seringkali
saya menjumpai beberpa para suporter besar di Indoensia seperti Aremania, Bonek
Mania, The Jak Mania, Bobotoh, Ronggo Mania, dan masih banyak lagi. Antuasi dan
kecintaan mereka hanya untuk timnyya supaya bisa menang, terlebih kreatifitas
mereka dalam membawakan yel-yel dan lagu-lagu tertentu untuk menggugah semangat
para pemain. Sebagai bangsa hal ini selalu luput dari pandangan manusia yang
terjebak dalam fikiran sempit, seringkali terjadi suporter satu sama lain berkelahi
hanya masalah sepele, misal Aremania dengan Bonek, The Jack dengan Bobotoh. Mereka
beranggapan mereka rasis, anarkis dan lain sebaginya, banyak aksi dan ulah
mereka yang merugikan masyarakat dengan merusaka fasilatas publik atas luapan kemarahannya.
Seharusnya
selain kita juga berkewajiban untuk mengontrol aksi mereka juga belajar dari
mereka bahwa kebinekhaan yang selalu di sosialisasikan olek MPR itu terletak pada
sepak bola, semua unsurnya adalah Binekha Tunggal Ika. Berbinekha itu bukan
soal perbendaan, tapi output dari perbedaan itu jika menjadi kemaslahatan dan
keindahan bagi setip mata yang melihatnya akan terasa sangat sejuk. Aneka jenis
warna jelas tidak ada yang sama, bisa dikatakan pelangi itu terjadi ketka antar
beberapa warna saling melengkapi dan menyambung satu sama lain. Bangsa
Indonesia belum siap untuk diajak menadalami makna secara mendalam arti sebuah
kebinekhaan. Mereka hanya tahunya sebatas perbedaan, jika sudah berbeda maka
itu merupakan hak asasi manusia (HAM), jika sudah HAM maka individualistik akan
terus tertanam dalam diri mereka. Jika sepak bola juga merupakan HAM, maka para
pemain akan kaku dan dipercaya satu sama lain terhadap rekannya. Waluapun dia
itu bek, kadang ia juga harus maju mebantu serangan jika strateginya menyerang.
Indonesia
membutuhkan kapten yang sangat paham karakter semua bangsanya. Jika sudah
demikian, menerapkan Binekha Tunggal Ika akan tearsa sangat Indah,
selayaknyapara supoter memberikan semangat terhadap timnya dengan berbgai
alunan musik. Nah, pada level timnas maka semua suporter itu tidak boleh lagi
menjadi Aremania, Bonek, The Jak, mereka harus menjadi pasukan merah putih yang
menjadi pemain ke 12. Sering kalahnya timnas kita bahkan tidsk pernah menajdi
juara adalah selain permainan bandar adalah selalu mengedepankan perbedaan
tanpa mengkolaborasikan perbedaan itu menjadi sebuah keindahan.
Antara
sepak bola dan Binekha Tungagal Ika merupakan satu unsur yang tak bisa
dipisahkan. Seorang di desa antar tetangga ada masalah yang berlarut-larut, bahkan
mereka tak pernah saling tegur sapa. Saat akan berlangsungnya pertandingan
Indoensia melawan Malaysia diumumkan oleh pak Lurah nonton bareng di kantor
kelurahan, seketikan itu juga agenda kerja bakti untuk acara nobar, semua warga
tumpah ruah. Orang yang sedang ada masalah itu saling bertemu dan saling
bekerja sama mempersiapkan acara pertandingan timnas. tibalah saat pertandingan
akan segera di informasikan oleh komentator di tv warga sudah memadati halam
kantor kepala desa lauyaknya penonton di stadion. Sebelum pertandingan dimu'lai
pak Luhar berpidato “Pokonya kita harus
dukung Timnas Indonesia, kita doakan suapaya menag. Tidak boleh ada yang
meninggalkan tempat ini sebelum pertandingan selesai. Walaupun disini ada
Aremania, ada Bonek, ada tukang becak, ada pemain egrang, ada macam-macam, kita
Dukung Timnas. Sepak bola menyatukan kita, itulah Bineka Tunggal Ika”
Dari
belakan penonton memotong pidato pak Lurah. “ya
sepak bola, ya Binekha Tunggal Ika. Engko wae nak nyocot, ik ws mulai
pertandingane.” (nanti saja kalau ngomong, ini sudah mulai pertandingannya)
Penulis,
Ahmad
Ali Zainul Sofan
BONUS 10% SETIAP HARI
BalasHapusKantor Cabang Bandar Taruhan Judi Bola Sbobet Online Terpercaya dan terbaik yg sediakan jasa pelayanan untuk pembukaan akun permainan judi atau taruhan online pada anda di perizinan judi online yang bertingkat International, resmi dan terpercaya hanya di poker pulsa.
Sebagai Kantor Cabang Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dengan maskapai Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh penguasaan Isle of Man buat beroperasi sbg juru taruhan olahraga sedunia.
https://bolazeus.pw/2019/01/02/situs-poker-online-deposit-via-pulsa/
https://bolazeus.pw/2019/01/01/kelebihan-bermain-taruhan-online-deposit-via-pulsa/
bonus deposit sabung ayam s128
Daftar di Link Alternatif anti Internet Positif disini :
zeus77.net
link alternatif zeusbola
Ayo daftar sekarang di Zeusbola