Kobaran Semangat dalam Penjaringan Mahasiswa Baru Asal Tuban
aksi wawaraca oleh Ketua Umum, bukan merayu |
Rangkaian
acara Pengenalan Budaya Akademik dan Mahasiswa (PBAK) di kamapus UIN Walisongo
Semarang mendapat perhatian bagi semua organisasi daerah yang ada diseluruh
Indoenesia. Ya, agenda ini merupakan mementum terpenting guna menjaring mahasiswa
baru untuk bergabung bersama komunitas Organisasi Daerah (orda) yang sudah ada.
Ikatan Silaturahmi Mahasiswa Ronggolawe (ISMARO TUBAN) merupakan salah satu
orda yang paling antusias. Sejak awal dibukanya pada hari Senin, 21 Agustus
kemarin sudah membuka stand de kampus
tiga sebagi pusat kegiatan PBAK.
Abdul
Mufidi Muzayyin selaku ketua umum mengajak seluruh jajaran pegurus dan
anggotanya untuk ikut serta dalam penjaringan mahsiswa baru asal Tuban, dalam
stand ISMARO juga ada beberapa stand orda lain yang saling membantu untuk
mengidentifikasi mahasiswa baru berasal dari daerah. Hal ini sangat penting
untu keberlangsungan silaturahmi sebagai anak daerah. Sebab fakta dilapangan
kebanyakan mereka (mahasiswa baru) kerap kali di kerjain oleh panitian PBAK,
dalam hal ini adalah perlengkapan, atribut, serta waktu pelaksanann PBAK itu
sendiri. Posisi orda sebagai alat untuk mengarahkan kondisi mahasisa yang
seharusanya agar tidak mudah di bodohi oleh panitia.
Dalam
agenda PBAK tahun ini, UIN Walisongo Semarang mendapat penganugrahan dari Rekor
Muri sebagai kampus dengan 13 kreasi
dalam koreografi yang dilakukan oleh pada maba. Namun tidak semuadah itu untuk
mendaoatkan penganugrahan rekok muri, UIN Walisongo harus merogoh kocek 30-40
juta. Informasi ini sudah beredar pada situt berita Lembaga Pers Mahasiswa yang
ada di UIN Walisongo Semarang.
ISMARO
sendiri sebagai orada yang baru berdiri setahun yang lalu sudah mendaoatkan
data mahsiswa asal Tuban sebanyak 20 anak dari berbagai fakultas dan jurusan. Tidak
seperti orda lai seperti Keluarga Mahasiwa Jepara Semarang (KMJS), Keluarga mahasiswa
Rembang Semarang (KAMARESA) yang mendapatkan mahasiswa daerahnya hingga
ratusan, wajar saja orda tersebut masih dalam wilayah Jawa Tengah, yang tidak
jauh dari kawasan UIN Walisongo Smearang itu sendiri.
Yel-yel,
atribut sepak bola Persatu Tuban, hingga guyonan kocak ala cah Tuban menjadi
senjata andalan ISMARO kepada para mahasiswa, Ainun Najib, selah seorang
mahasiswa asal Bangilan, kecamatan yang terkenal sebagai kandangnya pada Ulama’
melakukan aksi kocak yang ia miliki, setiap mahasiswa yang lewat ia gojloki dengan kejenakaan ala Tuban
seperti “mbak, mas ayo dadi wong tuban wae, adem lo”. “sampean nyesel ke ora
dadi wong Tuban”.
Bukan
berarti memaksa orang lain untuk ikut ISMARO melainkan menunjukkan ekspresi
supaya keadaan akan selalu tetap ceria.Sampai hari ini ISMARO tetap melalukan
kegiatan penjaringan mahasiswa baru di kampus 1. Ekspansi lokasi sebagai
startegi untuk menjaring anak-anak Tuban lebih banyak supaya kekeluargaan dan
silaturahmi mereka akan tetap terjalin lebih solid lagi.
Soo...
tunggu apalagi, lakukan sekarang, KUMPUL BATEHE DEWE... ISMARO JAYA
Penulis,
Intermezzo
Komentar
Posting Komentar