Sate, Werewolf, dan A,B,C,D... Saksi Konyol Cah Tuban di Bukit Asmara


Siapa yang tidak suka traveling?, kebanyakan orang tentu tidak akan menolak jika diajak traveling atau sejenis liburan. Dikalangan Mahasiswa zaman now tentu traveling menjadi sasaran utama mereka dalam melampiaskan rasa kejenuhan mereka atas beban yang ia rasakan seperti tugas kuliah, sekripsi yang masih terbengkalai, hingga tuntutan untuk segera lulus. Ya, itulah kecenderungan anak muda zaman now yang saat ini sedang viral dijgat Indonesia melampiaskan sesuatu dengan cara liburan bersama atau bahkan sendiri.

Ada cerita menarik yang tentu ini tidak akan bisa saya lupakan berserta teman-teman saya yang terlibat. Saya menceritakan ini kepada anda supaya anda yang jarang atau bahkan belum pernah liburan bersama kawan, apalagi satu daerah ditanah perantauan itu akan menjadi sebuah kenangan yang terus mengakar didalam hati, ciee... so sweet..

14 orang terdiri dari 9 laki-laki, 5 perempuan melakukan perjalanan disebuah bukit kawasan wiasata Umbul Sidomukti, Mawar Camp namanya terkenal dengan Bukit Asmara. Yaitu sebuah area perkemahan atau camp bagi para pendaki Gunung Ungaran. Usai acara milad ISMARO saya dan beberapa teman berbisik-bisik jika nanti selesai acara kita nyari temapt resfresing. Fatimah dan Ihda seorang mahasiswa senior langsung mengiyakan, sebab dilihat dari nada jawaban mereka memeng ia sedang butuh refresing, apalagi bersama teman sedaerah, tanpa berfikir panjang langsung gas.

Diatara beberapa orang yang tersisa di arena milad itulah kami bersepakata malam haru usai sholat isyak berangkat menuju lokasi sekaligus membagi job kebutuhan yang akan dibawa. Hasil rapat memutuskan dari 14 orang itu ada yang kebagian membawa ayam, sunduk sate, arang, tenda, gitar, tikar, dan beberapa perlengkapan yang lain. Serta masing-masiing iuran 20.000 untuk belanja kebutuhan pangan.   

Singkat cerita kita sampai pada lokasi tersebut, Ompreng (nama akrab Ainun Najib) sebagai sosok yang sangat ahli dibidang naik-naik ke puncak gunung langsung mengambil alih pemasangan tenda, sehingga ia menjadi komandan batalion pendirian tenda. Kak Vidi yang tampak gagah perkasa bak seorang Rahwana hanya bisa menyaksikan duduk diatas batu kecil, sebab terlihat ia sangat kelelahan seharian mengikuti acara milad ISMARO. Satu tenda telah terpasang dibawah komando Ompreng. Dua diataranya masih dalam proses, satu tenda yang saya pasang hampir berdiri, tetapi ada hal aneh, yaitu posisi tidak seimbang, sehingga tenda tampak mentiong. Setelah kami selidiki tertanyata pasak yang kami kenankan tertukar dengan tenda yang satu, sebab ukuran pasak tenda yang hampir beridiri itu lebih kecil dari tendanya. Sehingga hal tersebut membuat amarah Ompreng dan diambil alih kembali pemasangan tenda tersebut.


Dalam proses memasang tenda saya bersma Fatimah dan Ihda menuju belakang untuk Nyunduki Sate. Pembagian tugas dari masing-masing personil telah terlaksana. Usai tenda berdiri datang Mas Udin membantu Nyunduki Sate untuk mempercepat kerjaan. Setelah sate jadi, maka pembuatan arang untuk pemkarang dilakukan. Hampir satu jam kami membuat arang, tapi tak kunjung jadi.

“Nek seng gawe areng wong wolulas yo rak bakal dadi”. (Kalau membuat api arang orang banyak sulit jadinya).  Celetuk saya kepada Kak Vidi

Sebab semua orang ikut terlibat didalamnya, padahal cukup satu orang saja langsung jadi, karena mereka meresa yang paling bisa maka seperti Kak Vidi beberapa kali menyalakan api dengan tisu sebagai pemancing api menyala, tetapi hasilnya zonk...

Setelah arang menyala, sate mulai dibakar, hingga pada pukul 01.30 Wib dini hari hidangan siap untuk disantap. Alhamduliah kertas minyak yang semula penuh dengan lauk-pauk kembali bersih berkat eksekutor terakhir Kak Vidi yang terkenal dengan Gloyor atau mesin giling. Usai santap malam ada yang kembali ke dalam tenda melanjutkan tidurnya sebagian ada yang masih diluar sambil duduk bersila.

“Ayo dolanan apa iki enak,e?” Ocehan Ihda memancing untuk mengajak bermain

“Aku duwe doalanan apik,,ngene carane.”  (Aku punya mainan bagus). Sahut Una sembari menjelaskan permainannya.

“Ngene wae, main Werewolf. Dadi carane ngene” (Begini saja, main werewolf, begini caranya)” Potong Kak Vidi menawarkan permainan baru.

Medengar bahasa Kak Vidi forum menjadi krik..krik.. sebab apa yang dia lafalkan tidak jelas, dia melafakan kata Werewolf ditelinga terdengar koasa kata welfof, wewof, welef, masing-masing orang bertanya-tanya satu sama lain sebab baru mendengar bahasa yang diungkapkan Kak Vidi. Karena penasaran Kak Vidi dituntut untuk menjalaskan, setelah menjelaskan panjang lebar forum pun masih belum jelas. Sebab ketika Kak Vidi berbicara itu semua ingin tertawa karena ia mempunya ciri khas saat berbicara berhianat dengan kata. Seperti Istifadatun ia mengatakan Istrifadatun, Prespektif menjadi perespektif, dan lain-lain serta cara berbicaranya itu dengan suara menggelagar tetapi auranya seperti orang yang terjebak ditengah hutan.

Dan pada akhirnya firum tetap juga krik..krik.. saya mengusulkan permainan A,B,C. Salah satu jenis permanan menyebutkan salah satu nama apa saja sesuai dengan kesepakantan. Yang terakir tidak bisa menyebutkan akan diberi hukuman, yaitu dibedaki. Nama hewan menjadi pemntik dari permainana ini semua mulai dan konsentrasi menunggu jatuhnya huruf terakhir pada hitungan jari yang terbentang didepan.

“A,B,C,D,E.....K...”Hitungan terakir jatuh pada huruh K

“Kodok, Kadal, Kanguru, Komodo, Kerapu, Kirek” Satu persatu dengan cepat menjawab hingga pada yang terakir yaitu Una menjadi peserta pertama yang dibedaki.

Menariknya permainan ini adalah ketikan huruf yang jatuh itu seperti A maka hewan yang pertama keluar adalah ASU, jika C yang pertama keluar adalah CELENG, dan seeterusnya. Dan disinalah nama-nama hewan aneh seperti Undur-undur, Orong-orong, Iwak Kiper, Tumo, Lingso, bermunculan. Sebab orang Jawa sangat ahli dalam memberikan nama benda. Permainan ini berakhir sampai waktu subuh. Satu persatu mesuk ke tenda sembari memejakan mata menunggu Sunrise (matahari terbit).

Setelah mereka menikmati panorama alam dipagi hari dilanjutkan kembali permainan  A,B,C dnegan jumlah perserta lebih banyak. Gus Mamat dengan wajah unyu dan gemesnya serta terkenal dengan watak pendiam juga ikut terlibat dalam permainan terebut. Ia sempat menyakan Werewolf permainan Kak Vidi yang sempat menjadi trending topik semalam. Usai dijelaskan dan Gus Mamat pun sama sekali tidak memahami alias zonk. Ia hanya menyimpul kan satu kata WELWOF.

Hiingga saat ini Werewolf,  Welwof, Wewof, Welewof, apapun itu jenisnya masih menjadi penasaran kita bersama. Karena penasaran kita berterima kasih kepada Kak Vidi sebab karena bicaranya, kata-katanya, saya pribadi dan tentu teman-teman yang lain menjadi manusia berfikir menggunakan akal sehat. Sebab pada diri Kak Vidi, terutama apa yang ia ungkapkan merupakan hal baru yang berbau kekonyolan, sehingga perlu untuk difikir ulang.

-Dulur Selawase-

Penulis,

Ahmad Ali Zainul Sofan 

Komentar

Kiriman Paling Ngehits

DAR, DER, DOR, Kisah Dramatis Petugas Saat Melumpuhkan Pelaku Teror di Tuban

Pantaskah Tuban Sebagai Syurga Menurut Al-Quran?

Presiden RI, Bumi Wali, dan KIT

Masalah Patung, Ada Oknum yang Ingin Mengadu Domba Pribumi dengan Tionghoa Tuban

Sowan Kanjeng Syekh Adipati Ranggalawe