Bahaya Anugerah Tuhan
Ilustrasi |
Ranggalawe
seorang pegikut setia Dyah Wijaya saat masa-masa berjuang mendirikan negara
Wilawatikta (Majapahit). Bukan hanya Ranggalawe saja, namun ada Mahesa Sora,
Kebo Anabrang, Halayuda, Sahasika dan sebagainya.
Nah,
banyak yang tidak tahu sosok Sahasika. Ia adalah seorang murid Ki Guptawaji
dari perguruan silat Candini yang sangat sakti, bahkan ia mempunyai Ngelmu Karangrungon, sebuah ilmu kuno yang
konon katanya sudah hilang bertahun-tahun, tapi muncul kembali.
Ngelmu karangrungon itu ngelmu yang semua
orang tidak bisa memilikinya, Sahasika tahu kejadian sebelum bahkan yang sudah
terjadi di telan oleh sejarah. Itulah sedikit jenis gambaran ilmu karang
rungon, Ngelmu weruh sak durunge winarah.
Seorang
yang memiliki Ngelmu tersebut pastilah bangga dengan kelebihanya yang di
berikan Allah Swt. Dan pasti setiap apa yang ia lihat tentunya akan ia katakan,
utamanya melihat tanda atau nasip sesorang, kelompok, negara, kedepannya
seperti apa.
"Apakah
rajamu sekarang mempunyai Ngelmu tersebut? Terus terang saya belum tahu, sebab
ia gak tahu siapa dirinya. Kalau saja ia mengusai ngelmu karangrungon
tersebut maka ia akan sibuk melihat peristiwa sejarah panjang bangsa ini." Tegas Ki Guptawaji
Maka
tentu saja ia akan menangis sambil kencing (soale nanges geteh ws di enggo
idiom mahasiswa jika demo) tentu saja kebijakanya malah tidak karu-karuan.
Sehingga saya berfikir jauh ia malah mendur jadi raja memilih menjadi dukun
ramal. Maka jangan lah kalian itu bangga dengan anugrah Tuhan yang di berikan
kepadamu, sebab cobaan Allah berupa Anugrah tidak kalah gawatnya dengan
musibah. Kalau kita diberikan musibah pasti kita akan merasakan keluhan,
sambatan (dudu rewang munggahke gendeng), untuk selalu meminta maaf kedapa
Allah, menyapa Allah, dan sejeninya.
Kita
dituntut untuk selalu bersama Allah dalam setiap denyut nafas kita. Maka
berhati-hatilah kalian jika di berikan anugrah Allah, salah sedkit tempat saja
akan fatal akibatnya. Maka falsafah orang tua kita dulu jadilah seorang wali
seng ngumboro. Kalau kamu ingin jadi wali kekasihnya Allah swt maka kamu harus
ikuti apa yang di dawuhkan dalam Al-Quran. Jangan merasa takut dan sasah
terhadap apapun kecuali Allah Swt.
Bagaimana
caranya itu semua ya kamu harus istiqamah dalam segala hal. Supaya bisa
istiqamah maka jangan berlebihan dalam segala hal. Kembali ke obrolan awal,
kalau Sahasika itu bisa menjadi contoh, walapuan sejatine dia berjasa besar
dalam pembangunan Wilawatikta ia sama sekali tidak rakus dengan jabatan yang
akan diberikan oleh Dyah Wijaya, dan sejatinya bertarung pun tidak ada yang
bisa mengalahkan Sahasika, sekalipun Dyah Wijaya.
Ia
memang orang yang sangat sakti, tetapi ia sangat tepat dalam meletakkan anugrah
Sang Hyang Widhi dalam jati dirinya. Ia hanya mematuhi perintah Ki Guptawaji
untuk melanjutkan perguruan silatnya di Candini.
Bahkan
Dyah Wijaya sudah membujuknya untuk memilih jabatan sendiri di kabinet
Wilwatika, tetapi ia tetap saja menolak. Sekarang apakah ada Indonesia yang
memiliki sosok seperti Sahasika?
Penuis,
Intermezo
Komentar
Posting Komentar