Belajar Dari Iblis
Ilustrasi |
Ketika mendengar Iblis,
rata-rata telinga seseorang yang mendengarnya tidak bisa langsung menerima
bahwa ia adalah ciptaan Tuhan. Tidak masalah jika iblis sebagai simbol yang
harus disingkirkan dari kehidupan manusia, karena sebagian manusia hanya
mengenalnya dari sisi pandang yang sempit. Sebenarnya antara manusia dan iblis
adalah bagian dari dinamika kehidupan dunia, dalam hidup itu ada baik-buruk,
benar-salah, indah-jelek, tinggi-rendah, dst. Demikian juga menusia, sebelum
Adam diciptakan Allah , iblis sudah taat kepadaNya, ya walaupun seringkali
bandel sama Tuhan. Sama seperti ormas Islam di Indonesia, hampir mereka mengaku
Ahlusunnah Wal Jama’ah, dan hampir
pula mereka agak bandel atas dasar mayoritas, idiologi, dan perkembangan
globalisasi, sering kali mereka menyebut dalam wadah Bhinekha Tunggal Ika.
Perintah Allah tentu
tidak yang seperti iblis bayangkan ketika disuruh bersujud keada Nabi Adam.
Bayangkan jika waktu itu ada Nu, Muhammadiyah, FPI, HTI, dkk mengetahui berita
bahwa Allah menyuruh iblis sujud kepada Adam. Kira-kira mereka akan berfatwa
apa? Karena dalam islam bersujud itu pada waktu Sholat, dan saat sedang
bersyukur, dikenal dengan susjud syukur. Iblis sangat berpegang teguh dengan
aqidahnya dan tauhidnya, hanya ada satu yang ia akan sembah, yaitu Allah Swt,
bukan yang lain, sekalipun Adam. Para malaikat sekaligus juniornya iblis tanpa
berfikir panjang, mereka langsung bersujud kepada Adam. Allah memerintahkan
makhluk sebelum Adam untuk bersujud kepada Adam melainkan memberikan
penghormatan atas gelar baru Inni Jaailun
Khalifah Fil Ardhi. Tugas Allah kepada Adam sebagai wakilNya di bumi
meruapakan tindak Lanjut dari tawaran Tuhan yang sebelumnya Malaikat, Gunung,
Langit, dll menolaknya.
Ketika iblis diusir
dari syurga ia lari ke bumi membangun peradaban baru. Peristiwa pembangkangan
iblis atas perintah Allah untuk bersujud kepada Adam bukan karena iblis iri
atas terciptanya hibrida baru manusia. Adam dibuat patungnya melalui malaikat
dari tanah liat bumi dan ditiupkan langsung oleh Allah Ruh, Nyawa, Akal, Nafsu,
dan Syahwat. Sejak awal memang Adam tidak mungkin tinggal selamanya di syurga,
karena ia sudah diberi Syahwat, dan pantangan dari Allah agar tidak memakan buah
Khuldi. Sebagai makhluk yang taat kepada Allah iblis berusaha bagaimana caranya Adam
memakan buah Khuldi.
Strategi yang dilakukan
iblis supaya bisa kembali ke syurga bukan peristiwa licik, seperti kita
kenal dia sebagai iblis selalu menggoda mausia. Ia ciptaan Allah dengan kemampuan
dan kecerdasan tingkat tinggi. Mulai dari Adam, Nuh, dan Musa bisa ia kalahkan
dengan diplomasi. Namun ia masih belum mampu untuk menaklukan Rosululloh Muhammad Saw bin
Abdullah, sebab iblis merasa Muhammad adalah seniornya. Iblis sebagai makhluk
yang paling hebat hanya tunduk dan patuh kepada Allah dan Rasul Muhammad Saw. Ia banyak
belajar dari kanjeng nabi, ciptaan Allah pertama berupa Nur Muhammad yang
menjadikan iblis takluk. Api sebagai bahan dasar dari iblis bukan lah api
seperti kita kenal, dan bahan jadi sangat berbeda dengan bahan dasarnya, api ya
api, iblis ya iblis. Tidak bisa kita menyamakan api dengan iblis. Begitu juga
malaikat, bahan dasarnya cahaya, tapi malaikat ya malaikat, cahaya ya cahaya.
Sifat dasar api dan cahaya mempunyai kemiripan yaitu panas.
Ketika hidup di bumi
membangun peradaban, pastilah iblis mempuyai suatu tempat sebagai pusat utama
dari peradabannya. Tidak ada yang tahu bagaimana peradaban yang dibangun oleh
iblis. Tapi sedikit dari yang ia bangun pastilah ada sisa-sisa dari peradabanya.
Ia di usir Allah dari surga bersama empat saudaranya, ular berkaki empat
penjaga surga, yang ia gunakan sebagai alat untuk masuk syurga dengan cara ia
masuk kedalam mulutnya berada didepan pintu syurga, menuju hatinya dan keluar
dari perut ular yang langsung berada didalam syurga.
Kalau ada cerita dari
orang tua terdahulu bahwa tanah Jawa dihuni oleh iblis sehingga membutuhkan
ulama’ yang mempunyai ilmu tingkat tinggi adalah sesuatu yang mungkin bisa
terjadi. Tempat tinggal iblis bisa dimana saja, informasi dari Al-Quran mereka
suka tinggal di tempat yang ada airnya, sesuai dengan sejarah awalnya ketika ia
di syurga ada air yang mengalir. Sesungguhnya ia bisa saja tinggal di dalam hati
manusia. Karena ia dengan mudahya masuk kedalam perut ular berkaki empat. Ia
bisa saja mengendalikan ular itu untuk bertindak apa saja. Manusia yang lemah
sebagai sasaran iblis untuk masuk dan bisa saja mengendalikan hatinya.
Musuh dari manusia
adalah nafsunya. Jihadin Nafsi yang
di komandokan Rosululloh usai perang badar kepada umat Islam adalah perintah
tegas supaya kita tidak dikendalikan oleh iblis yang masuk kedalam hati
manusia. Kerena iblis hanya tunduk dan patuh kepada Rosululloh, maka kalau umat
Islam menganut komando Rosululloh, iblis pun akan tunduk kepada manusia. Sifat
egoisme yang tertanam dalam setiap hati manusia merupakan bagian dari
keberhasilan strategi iblis yang ia ikrarkan kepada Allah saat diusir dari
syurga untuk menggoda manusia, dan Allah menyetujui.
Kalau mau berfikir
sedikit saja kita seringkali salah sangka dengan iblis, ia membuat kesepakat
dengan Allah, ia siap diusir dari syurga bahwa ia nantinya akan menggoda
manusia sampai hari kiamat. Maha tahu Allah apa kehendak makhluk yang akan
mereka lakukan sudah menjadi ketetapan mutlakNya. Ketika beberapa malaikat
protes terkiat Adam sebagai Kalifah Fil
Ardhi, dan langsung dibantah oleh Allah, “ini urusan saya, ini kehndak
saya, kamu lebih tahu dari saya” kata Allah. Ketika Allah menyetujui iblis
untuk menggoda manusia ia juga mengakui tidak akan mampu menggoyahkan keteguhan
orang yang beriman kepada Allah, artinya ia masih sadar akan perlindungan Allah
dan pertolongan Rosululloh Muhammad Saw.
Kesadaran yang dimiliki
manusia bisa jadi tidak setajam kesadaran iblis. Kesepakat yang seringkali
dibuat tidak mempertimbangkan bagamaiana nanti dampak kecil, sedang, hingga
besarnya. Mulai dari kebijakan bernegara, organisasi masyarakat, serta keluarga
hanya berfikir bagamana bisa terealisasi, belum sampai pada tingkat keamanan
dan efektifitas jalannya kebijakan tersebut. Perhitungan yang panjang harus
menjadi dasar utamanya. Dalam menentukan itu semua harus dibutuhkan orang yang
sangat taat kepada Allah layaknya iblis dengan tegas menolak Adam di syurga
sesuai janji Allah sebagai Kalifah Fil Ardhi.
Perlu sedikit saya luruskan mengenai iblis.
Tidak seperti yang kita pahami mengenai iblis saat ini adalah musuh bersama,
bahkan ada yang sampai mengatakan iblis adalah musuh Allah, bagaimana mungkin
iblis berani kepada Allah, ia sebagai ciptaan Allah yang agak sedikit bandel,
hanya saja ia tidak ingin juniornya lebih tinggi derajatnya darinya. Sifat
keiblisan juga bisa dimiliki oleh manusia, yaitu makhluk Allah yang taat, namun
bandel, tidak mau merasa direndahkan oleh juniornya, dan merasa ia yang paling
senior. Dalam bahasa Jawa sering dikenal dengan Adigang Adigung Adiguna
Penulis,
Ahmad Ali Zainul Sofan
(Cah Jatirogo dan Mahasiswa KPI UIN Walisongo Semarang)
Komentar
Posting Komentar