Donald Trump & Setnov Bisa Menjadi Pahlawan
Mendengar berita-berita
di beberapa media massa sepekan terakhir ini membuat para orang-orang di gardu
membicarakan topik pemeberitaan hingga larut pagi menjelang waktu tarhim. Dari
tujuh orang yang jadwal piket ronda malam itu sangat alot mempertahankan
argumen mereka. Dari pembahasan kasus Setya Novanto hingga sikap Donald Trump
yang memindahkan ibu kota Israel ke Yerussalem, Palestina. Memang isu ini begitu
hangat dan memancing rekasi setiap kalangan untuk ikut menunjukan sikap atas
gejolak Nasional maupun Internasional.
Awal dari munculnya
isu yang memgegerkan kancah perpolitikan nasional bahkan sampai tukang bakpao
dan tiang listrik menjadi korban atas drama kawakan papa Setnov menjadi bahan
pembicaraan masyarakat sampai ke seluruh plosok negeri. Tidak juga ketingga
sang benteng kokoh Setnos yang melindungi dirinya 24 jam, seorang pengacra
kawakan Fredirk Yunadi menjadi sorotan jutaan pasang mata masyarakat Indonesia.
KPK sebagai lawan
tanding Setnov dalam pemberantasan kasus korupsi E-KTP merasa agak kuwalahan
menghadapi papa sinterklas. Papa Setnov memang menjadi aktor utama sekaligus
sutradara kasus yang menjerat beberapa nama tokoh nasional. Ta heran jika kerap
kali KPK memperkuat dasar hukumnya untuk menggelandang papa ke markas KPK. Hingga
penjemputan paksa pun tak membuahkan hasil. Semua rekayasa yang disguhkan
tampak menarik atas beberapa pendapat masyarakat.
Nahkoda DPR dan
Partai Golkar ini menjadi bulan-bulanan para kreator desainer yang dusuguhkan
dengan nuansa humor. Memang bangsa Indonesia memasuki suatu era kejenuhan,
sehingga adanya sebuah permaslaahan besar yang menyangkit negara ini harus
deselingi dengan tindakan yang mengundang nuasa kelakar-kelakar atas dasar memfilter
rasa muak atas situasi nasional dalam pemberitaan media massa.
“Masalahnya bukan
pada penyelesain hukum, bisa jadi ini diperlama dengan kasus dia menbrak ting
listrik yang tidak bersalah, kasihan juga tukang bakpao diseluruh Indonesia, apalagi Mega Jaya kalah saing
dengan brand Bakpao Papa Setnov”. Ungkap
Men dengan analisis dinginnya.
Susana diskusi dalam forum tersebut semakin menarik sebab
hingga memasuki tahun ajaran baru kasus papa belum ada titik terang. Harapan semua
masyarakat juga mendapata kejelasan atas tanda pengenal mereka sebagai warga
negara. Tanda pengenal warga negara sementara yang mereka pegang berwujud
selembar kertas yang itu selalu mereka jaga dan diwanti-wanti jangan sampai
rusak.
Memang sikap nrimo ing pandum sudah melekat dalam setiap hari masyarakat
kita, tidak masalah mau selembar kertas atau berwujud kartu pada umumnya yang
penting mereka merasa bersyukur ketika sudah menjadi warga negara Indonesia
dengan memiliki E-KTP. Toh mereka juga tidak banyak yang berontak atau
melakukan perlawan ketika sudah jelas ada masalah yang sudah jelas menyangkut
keabsahan rakyat Indonesia sebagai warga negara.
Beralih kasus yang
menjadi trending topik dunia yaitu pernyataan sikap Presiden Amerika Serikat
(AS) mengkui ibu kota Israel di Yerussalem dengan memindahkan kedutaan besar
negaranya dari Tel Aviv ke kota suci umat Islam mengindang reaksia semua
kalangan. Disaat Indonesia sibuk dengan penggulangan bencana banjir dan tanah
longsor semua beralih dan terfokus atas tindakan Trump.
Presiden, Ormas
Islam, Mahasisw, Banser, TNI-Polri, dan elemen masyarakat paling bawah ikut
menentang keras sikap Trump. Tidak heran memang perilaku Trump ditentang
sehingga headline pemberitaan media nasional “Trump Menantang Dunia”.
sampai-sampai masyarakat yang merasa masih trauma atas bencana alam yang
menimpanya menjadi ikut menyuarakan aspirasinya sebgai umat Islam, diketahui
bahawa Yerussalem merupakan kota bersejarah bagi kalangan umat Islam sebagai
lokasi Isro’ & Mi’roj Rosululloh Muhammad Saw.
Sampai dewan perwakilan PBB melakukan sudang darurat atas kasus ini dan beberapa negara OKI juga melakukan pertemuan penting di Turkey guna membahas satu suara menolak pertnyataan Donald Trump. Keresahan yang mereka rasakan hampir sama yaitu menganggap bahawa apa yang dilakukan Trump merukan proses perdamaian yang sudah dibangun antara Israel dan Pelstina.
Kelompok ronda di
gardu itu setelah alot menyampaikan beberapa argumentasinya sampai tarhim di
spekir Masjid muali berkumandang, Men sebagai salah satu yang paling muda
tiba-tiba menyampaikan analisisnya yang mengjutkan beberapan kawan-kawannhya.
“Dari kasus yang kita
dengar di media itu hampir seua orang mengutuk keras tanpa ia memperhatikan
sebnarnya ada strategi apa dibalik itu semua, kalau mau berfikir secara luas,
semua drama apa itu bakpao, tiang listrik, Trump, hingga PKI sekalipun bisa
jadi kita ditipu oleh itu semua sebab ada skenario terselubung. Kita sangat
alot menyuarakan vonis atas semua yang menjadi perhatian publik, padahal
dibalik itu semua ada perjanjian tertulis antara Anjing dengan Babi yang tidak
kita ketahui”
Lebih lanjut ia
menyoroti dua isu yang sednag hangat “Papa Setnov itu bisa jadi ia dan keluarga
akan dilindungi Allah, tanpa harus melakukan drama-drama menjijikan, toh dia
juga bukan pemain teater atau aktor bintang film. Sudahlah mengaku bersalah
saja jika memang ia jelas-jelas terlibat, bahkan ia akan menjadi pahlawan
ketikan bisa membebrkan siapa saja yang terlibat. Itu akan membuat pembelajaran
bagi bangsa Indonesia jika tindak pidana korupsi yang selama ini skala pemberantasaanya
tidak seimbang akan menajdi lebih menarik antara KPK dan Setnov menjadi
pahlawan bagi para koruptor yang jauh lebih sedikit yang tertangkap KPK dari
pada yang masih berkeliaran”.
“Begitu juga dengan
Donald Trump, semua orang langsung memvonisnya
bahwa ia sebagai musuh bersama, samapai Kim Jong Un perndana mentri Korea
Selatan siap mengeluarkan pasukan perangnya untuk melawan Trump. Sah-sah saja
memang pendapat bersama seseorang, tetapi juga haruis diperhatikan bahwa bisa
jadi Trump dengan melakukan pernyataan kontroversialnya, sehingga mengundang
reaksi dari seluruh umat di belahan dunia terfokus pada satu titik yaitu
Yerussalem akan ada kemungkinan lain yaitu dengan cara mengambil jalan keluar
Palestina harus di merdekakan supaya apa yang dilakukan Trump itu tidak terjadi”
Forum terasa sunyi,
pandangan mata dan ekpresi wajah hanya terdiam menikmati angin fajar dan
gurauan Men. Pada akhir kegiatan roda Men menutup dengan argumentasi layaknya
pengamat politik Internasinal “Jikalau memang smeua itu terjadi maka Papa
Setnov & Donald Trump akan menjadi bak seorang Pahalwan, atas sikapnya apa
yang selama ini menajadi malasaha besar bisa terpecahkan, Gongnya sudah mulai
berbunyi”
Penulis,
Ali Zainul Sofan
Komentar
Posting Komentar